Jumat, 17 Oktober 2014

LAPORAN DASAR-DASAR AGRONOMI TENTANG SARANA PRODUKSI PERTANIAN (SAPROTAN)



LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
ACARA 1
PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN (SAPROTAN)




images_066.jpg




Oleh    :

Nama                 : Dedi Rian Rohmawan
NPM                  : E1J013051
Shift                   : B1
Hari/ tanggal     : Rabu/ 8 Oktober 2014
Co-Ass               : Dian Budiarto
Dosen                 : Ir. Entang Inoriah, M.P.



LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Sektor pertanian merupakan sektor utama yang harus dijadikan prioritas didalam memajukan perekonomian negara, sehingga akan menjadi penopang sektor yang lain.
            Sarana produksi pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya sarana produksi dalam pertanian masih sederhana dan terbuat dari bahan yang mudah didapat dan dijumpai disekitar kita, misalnya saja pupuk, dulu hanya dikenal pupuk alami tanpa campur tangan manusia seperti kompos, tapi saat ini sudah berkembang dan dikenal berbagai macam pupuk, seperti urea dan lain-lain.
             Pupuk merupakan sarana produksi dalam meningkatkan produksi tanaman dan mempertahankan produktifitas tanah. Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik biasanya dibuat oleh manusia di pabrik melalui suatu proses tersebut. Beberapa pupuk buatan yang banyak digunakan adalah UREA, TSP, KCL, ZA, dan lain-lain. Pupuk organik adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dan guano. Sekarang ini sudah umum digunakan pupuk cair melalui daun. Benih atau bibit merupakan sarana pokok dan utama didalam budidaya tanaman. Dengan benih atau bibit yang baik akan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik juga dan produksi yang tinggi yang menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 
Unsur sarana produksi yakni : Benih atau bibit, pupuk, inokulan, pestisida, ZPT, serta alat pertanian lainnya. Inokulan adalah bahan yang mengandung materi bakteri atau jamur yang dapat bersimbiosis dengan tanaman dalam tubuhnya. Contohnya : legin, rizogen. Pestisida adalah senyama kimia yang digunakan untuk mengendalikan pengganggu tumbuhan. Contoh : herbisida (mengendalikan gulma), insektisida (mengendalikan  serangga), rodentisida (mengendalikan tikus), nematisida (mengendalikan nematoda), bakterisida(mengendalikan bakteri), dan lain sebagainya. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya.
Setelah semuanya kita gunakan sesuai menurut keadaan dan kebutuhan tanaman, diperlukan suatu alat untuk mengelola lahan. Pemilihan alat-alat ini juga sangat berpengaruh pada baik buruknya lahan pertanian. Contohnya jika kita menginginkan waktu yang efisien dalam penggemburan lahan maka jangan gunakan alat tradisional seperti cangkul. Kita harus menggunakan alat yang lebih modern seperti traktor agar waktupun dapat kita maksimalkan dengan baik. Cangkul memang dapat digunakan dalam pengemburan tanah tapi ketika dalam sekala kecil.

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum tentang pengenalan Sarana Produksi Pertanian (SaProTan) ini, yaitu :
1.      Mahasiswa dapat menyebutkan jenis dan fungsi sarana produksi pertanian.
2.      Mahasiswa dapat mendiskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi pertanian (saprotan).
3.      Mahasiswa dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertanian.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Sarana produksi pertanian (saprotan) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan. Banyak sekali fungsi dari alat dan mesin pertanian misalnya saja untuk pengolahan tanah,menaikkan kadar air serta dapat mengolah hasil pertanian.banyak cara yang bisa digunakan oleh petani untuk mempermudah pekerjaan mereka salah satunya yaitu dengan cara menggunakan alat yang modern selain dapat memudahkan pekerjaan juga dapat mempersingkat waktu dan menaikkan hasil produksi dalam bidang pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan budidaya tanaman.
            Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia sejak masa prasejarah hingga saat ini. Begitu juga dengan Indonesia, pertanian tidak bisa dilepaskan karena Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara agraris. Meskipun saat ini Indonesia sedang bergerak menuju negara perindustrian, sektor pertanian masih memegang perekonomian Indonesia. Akan tetapi keadaan pertanian Indonesia saat ini bisa dikatakan kurang baik. (Mugnisiah, 1993 ).
            Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan pilihan dari banyak benih. Induk yang baik memberikan benih yang baik pula, pembudidayaan tanaman induk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan hasil yang baik.
            Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Kita ketahui bersama bahwa prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian. ( Mulmulyani, 1994)
            Benih adalah organ generatif suatu tanaman yang digunakan untuk perbanyakan tanaman. Benih merupakan tahap menentukan dalam seluruh siklus pertanian.Benih yangbaik biasanya mempunyai ciri-ciri yaitu mengkilat, permukaannya licin dan mempunyai daya kecambah yang baik. Tetapi benih yang bermutu belum tentu menunjukkan varietas yang unggul. Pemilihan bibit suatu tanaman harus bedasarkan pertimbangan kondisi lingkungan yang cocok atau media tumbuhnya Benih unggul adalah benih bermutu tinggi yang menjadi faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman. Benih yang berkecambah dan berkembang menjadi tanaman kecil atau bagian tanaman yang diperbanyak secara vegetatif disebut bibit. Benih sebagai komoditi Perdagangan dan sebagai unsur baku mempunyai peranan penting dalam sarana produksi pertanian Benih  dapat  ditanam  secara  peletakan pada suatu lubang tanam atau langsung ditanam ataupun secara disebar. (Sostro Sudirja, 1979)
            Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik
            Sarana produksi selain dipengaruhi benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat kimia yang berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh tanaman, berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu berupa cairan semprot, tepung hembus, butiran, pasta, uap, kabut dan gas  (Rukmana, 1995) 
            Selain pestisida, faktor lain yang berpengaruh adalah inokulan, inokulan adalah bakteri yang diinokulasikan atau dikembang biakkan ke tanaman baru, inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa, yang memerlukan inokulasi bakteri rhizobium. Mekanisme kerja sama antara bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam bentuk simbiosis mutualisme. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin baik sarana produksi yang ada, maka semakin baik pula hasil yang didapat bagi pertanian, terutama di Indonesia. ( Dzakfar, 1990)
            Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan pilihan dari banyak benih. Induk yang baik memberikan benih yang baik pula, pembudidayaan tanaman induk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan hasil yang baik (Robbins,2005).









BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1.      Alat
-          Cangkul
-          Gelas ukur
-          Tank semprot
2.      Bahan
-          Danke (insektisida)
-          Metrin (insektisida)
-          Kejora (insektisida)
-          Super Bionik (pupuk organik)
-          Dithane M-45 (fungisida)
-          Etrel (ZPT)

3.2 Cara Kerja
            Praktikum dilaksanakan dalam bentuk observasi deskriptif terhadap saprotan sebagai objek pengamatan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap praktikum. Objek yang diamati berupa beberapa jenis alat pertanian dan bahan-bahan saprodi yang tersedia di laboratorium Agronomi.
            Langkah kerja pengamatan :
1.      Kita siapkan kertas, kemudian kita buat tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan. Dan kita tulis identitas praktikum pada lembar kertas tersebut.
2.      Kita ambil objek pengamatan yang utuh dari seluruh objek yang telah dipersiapkan.
3.      Kita amati secara seksama karakteristik objek pengamatan.
4.      Kemudian kita catat/ gambar secara tapat, lengkap dan sistematis terhadap informasi yang diketahui dari objek tersebut.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
4.1.2 Tabel Obyek Pengamatan Alat dan Bahan-Bahan Saprotan
A. Alat
No
Nama alat
Fungsi
Komponen utama
Karakter alat
Keterangan/ gambar
1.
Cangkul
Untuk menggemburkan atau mengolah tanah
Mata cangkul dan gagang
Berbahan besi dan kayu. Keras dan kuat.
Digunakan pada saat penyiapan lahan produksi mau pun pada saat penyiangan.
2.
Gelas ukur
Sebagai tempat pencampuran larutan dan tempat mengukur larutan.
kaca
Berbentuk silinder panjang
65440_4.gif
3.
Tank semprot
Sebagai alat penyemprot tanaman baik pemberian pukuk cair maupun penyemprotan hama, gulma dan penyakit.
Berbahan plastik dan besi
Bentuk seperti tas sandang
images.jpg

B. Bahan
No
Nama bahan
fungsi
Komponen utama
Karakter/ bahan
Ket/ gambar
1
Danke (insektisida)
Sebagai pengendali hama pada tanaman bawang merah, kedelai, cabai, kacang panjang, kacang hijau, tomat, dan kelapa.
Mmetomil 40%
Berwarna putih dan berbentuk tepung yang dapat disuspensikan
Diberikanpada saat populasi dan intensitas serangan hama telah mencapai ambang pengendalian sesuai anjuran setempat.
2
Super bionik (pupuk organik)
Sebagai pupuk, pembenah tanah, pengendali hama alami.
Unsur makro :
(C-organik 0.31%, N 8.15%, P2O5 1.25%, K2O 5.05%, SO4 0.2%, MgO 0.03%, CaO 0.07%, C/H-ratio 0.71%.
Unsur mikro :
Fe 42.25 ppm, Ca 0.86 ppm, Zn 22.41 ppm, Cl 0.27%, B 0.57 ppm, Mo 0.2 ppm, Mn 2.27 ppm.


Pupuk cair
Diberikan dengan cara disemprotkan atau disiram.
3
Metrin (insektisida).
Sebagai racun serangga.
Sipermetrin 30 g/i
cair
Diberikan pada tanaman cabai bila terserang hama ulat gerayak dan lalat buah.
4
Dithane M-45
(fungisida)
Sebagai pengendali penyakit pada tanaman apel, bawang merah/ putih, cabai, cengkeh, kakau, karet, kedelai, kacang tanah, kentang, kelapa, kina, kopi, padi, petasi, rosela, tembakau, teh dan tomat.
Mankozeb 80%
Berbentuk tepung berwarna kuning keabu-abuan
Untuk tanaman pangan diberikan dengan cara menyemprotkan fungisida seminggu sebelum dipanen. Untuk tanaman lainnya diberikan pada saat musim hujan.

5
Kejora
(insektisida)
Sebagai racun hama ulat grayak pada tanaman kedelai.
Alfa Sipermetrin 19 g/l
cair
Diberikan ketika populasi atau intensitas serangan hama telah mencapai ambang pengendaliannya sesuai rekomendasi setempat.


6
Etrel
(ZPT)
Sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman apel, kedelai, kopi, nanas, padi, pisang, dan tembakau.
Etefon 480 g/l
Cair
Baik diberikan pada tanaman apel, kedelai, kopi, nanas, padi, pisang, dan tembakau ketika pada masa pertumbuhan.

4.2 Pembahasan
            Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan pada praktikum kali ini, maka dapat dilakukan pembahasan. Pembahasan ini hanya selingkup dari hasil pengamatan sarana produksi pertanian yang hanya tersedia dilaboratorium Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan yang meliputi danke, pupuk organik, metrin, dithane M-45, kejora dan ZPT (zat pengatur tumbuh) dan peralatan yang meliputi cangkul, spreyer (tank semprot) dan gelas ukur yang nantinya digunakan untuk melaksanakan proses produksi pertanian.
            Dangke merupakan bahan saprotan jenis insektisida sehingga memiliki fungsi sebagai pengendalai hama tanaman seperti pada tanaman bawang merah, kedelai, cabe, kacang panjang, kakau, kacang hijau, tomat dan kelapa sawit. Komponen utama dangke yaitu metomil 40% dengan karakter berwarna putih dan berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. Dangke ini dapat diberikan ketanaman pada saat populasi atau intensitas serangan hama telah mencapai ambang pengendalian dan sesuai anjuran yang telah ditetapkan.
            Pupuk organik merupakan pupuk yang digunakan sebagai pupuk pembena tanah dan pengendalian hama alami. Dengan komponen unsur makro dan unsur mikro seperti yang telah didapatkan pada hasil pengamatan dengan karakter pupuk cair. Pupuk organik ini baik diberikan dengan cara disemprot atau disiramkan.
            Metrin merupakan bahan saprota jenis insektisida yang berfungsi sebagai racun serangga. Komponen utamanya adalah sipermetrin 30 g/l dengan karakter cair. Metrin baik diberikan pada tanaman cabai bila terserang hama ulat grayak dan lalat buah.
            Dithane M-45 merupakan bahan saprotan jenis fungisida yang berfungsai sebagai pengendali penyakit pada tanaman apel, bawang merah putih, cabai, cengkeh, kakau, karet, kedelai, kacang tanah, kelapa, kentang, kina, kopi, padi, petasi, rosela, tembakau, teh dan tomat. Dithane M-45 ini memiliki komponen utama berupa mankozeb 80% dengan karakter berbentuk tepung berwarna kuning keabu-abuan dan baik diberikan pada tanaman pangan dengan cara disemprotkan seminggu sebelum masa panen. Untuk tanaman lainnya diberikan pada saat musim hujan.
            Kejora merupakan bahan saprotan jenis insektisida yang berfungsi sebagai racun hama ulat gerayak pada tanaman kedelai. Komponen utamanya yaitu alfa sipermetrin 19 g/l dengan karakter berbentuk cair. Kejora baik diberikan ketanaman pada saat populasi atau intensitas serangan hama telah mencapai ambang pengendalian dan sesuai anjuran yang telah ditetapkan.
            Dan bahan saprotan yang terakhir yaitu etrel. Etrel merupakan bahan saprotan jenis ZPT yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Komponen penyusunnya adalah etefon 480 g/l dengan karakter berbentuk cair. Bahan ini baik diberikan pada tanaman apel, kedelai, kopi, nanas, padi, pisang dan tembakau.
            Dan untuk alat saprotan yaitu cangkul. Cangkul merupakan alat saprotan yang berfungsi sebagai alat pengembur / mengolah tanah. Komponen utama cangkul yaitu mata cangkul dan gagang kayu dengan karakter berbahan besi dan kayu. Baik digunakan untuk penmyiapan lahan produksi dala skala kecil.
            Tank semprot (spreyer) merupakan alat saprotan yang berfungsi sebagai alat penyemprotan tanaman baik pemberian pupuk maupun penyemprotan hama, penyakit dan gulma. Komponen utamannya adalah berbahan plastik dan besi dengan karakter berbentuk seperti tas sandang dengan bagian-bagiannya seperti sandang, tutup, badan tank, kaki, pompa dan lainya.
            Yang terakhir yaitu gelas ukur. Gelas ukur ini memiliki fungsi sebagai tempat  pencampuran larutan, mengukur volume larutan dan komponen utamanya yaitu kaca dengan berbentuk silinder panjang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari pelaksanaan praktikum yang telah dilakukan dengan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.      Saprotan merupakan sarana yang sangat mendukung dalam melakukan kegiatan usaha pertanian.
2.      Berdasarkan peranannya saprotan terdiri dari dua bagian yaitu alat dan bahan.
3.      Alat saprotan terdiri atas cangkul, spreyer dan gelas ukur. Dan bahan saprotan terdiri atas dangke, super bionik, metrin, dithane M-45, kejora dan etrel.
4.      Dari bahan dan alat saprotan yang ada memiliki peranan dan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya masing-masing.

5.2 saran
            Sebaiknya dalam praktikum yang berlangsung saling menjaga ketenangan dan keseriusan sehingga praktikum dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dan untuk pihak laboratorium agar menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan sebelum praktikum dimulai. Untuk Co-Ass dan dosen agar lebih bersabar dalam membimbing praktikan selama praktikum berlangsung mulai dari awal praktikum hingga akhir paraktikum nanatinya.















DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, Z.R, Dartius, Ardi, Suyati, D, Yuliadi, E, Hadiyono,  Sjfyan, Y,  Aswad, M, dan            Sagiman, S.  1990.  Dasar-dasar Agronomi.  BKS-B USAID.  Palembang.
Mugnisiah, Wahyu Qamara.1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan       Teknologi Benih. Rajawali Pers.Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius.
Sostro Sudirja,Suroso. 1979. Ilmu Pemupukan. Yasagun : Jakarta
Sutejo, Mul Mulyani. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara : Jakarta.

1 komentar: