Jumat, 17 Oktober 2014

dasar-dasar perlindungan tanaman NON-ARTHOPODA HAMA



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
NON-ARTHROPODA HAMA



images_033.jpg



Disusun Oleh :

Hendrio Afrisa       ( Npm : E1J013015 )
Darmanto               ( Npm : E1J013017 )
Lidia Destantia       ( Npm : E1J013021 )
Sri Megawati S       ( Npm : E1J013044 )
Dedi Rian R           ( Npm : E1J013051 )
Shift                     : 1 (Satu)
Dosen                   : Ir. Tri Sunardi, M.P.
Co-Ass                 : 1. Kerly Defi Hidayat
                                2. Sutan Verdien A.M



LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT
FAKULTAS PERTANIAN
UNUVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Non-Arthopoda hama merupakan binatang panggangu atau menimbulkan kerusakan pada tanaman. Dari kerusakan yang ditimbulkan hama tersebut maka akan sangat merugikan bagi manusia terutama pada tanaman pangan, seperti padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Non-Arthopoda hama terdiri dari beberapa filum, yaitu Aschelminthes, Mollusca, Chordata dan Arthopoda. Salah satu contoh gejala yang ditimbulkan oleh non-Arthopoda hama pada filum Mollusca yaitu bekicot, gejala yang ditimbulkan berupa sobek atau berlubangnya daun dan atau patahnya batang. Bagian tanaman yang terserang tampak berlendir. Kemudian dari filum Chordata dari kelas mamlia seperti kera, gejala yang ditimbulkan berupa berkurang atau habisnya tanaman terutaman jenis tanaman buah-buahan seperti pisang. Dan masih banyak masalah lain yang dapat ditimbulkan akibat serangan dari berbagai macam hama non-Arthopoda ini. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan pada dunia pertanian dan perlu pemikiran yang kuat untuk dapat mengatasi berbagai dampak yang diakibatkan oleh serangan hama tersebut.Untuk itu perlu dilakukannya pengamatan tentang non-Arthopoda hama tersebut.
            Pada kegiatan praktikum yang berlangsung diperlukan pemahaman dan keseriusan  dalam mengamati berbagai macam jenis non-Arthopoda hama. Sehingga kita dapat mengetahui ciri-ciri morfologi (ciri luar) dan jenis-jenis non-Arthopoda hama tanaman sekaligus mengetahui berbagai macam gejala yang ditimbulkan. Sehingga nantinya kita mampu mengatasi berbagai macam gejala dan kerusakan akibat serangan hama tersebut.


1.2 Tujuan
            Adapun tujuan pada praktikum tentang Non-Arthopoda Hama pada kali ini, yaitu :           Membedakan ciri morfologi penting filum-filum non-Arthopoda hama dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing serangannya.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
            Binatang yang berupa hama tanaman dapat terdiri dari kelompok atau filum Nematoda (cacing), Mollusca (Bekecot), Chordata (terutama Mamalia), dan Arthropoda (terutama Serangga dan Tungau). (purnomo,B,2013)
Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama juga merupakan makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyakit dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi hama bersifat relative dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika, ekonomi dan kesejahteraan pribadi yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman pribadi.
Hama dapat merusak biji, batang daun maupun akar pada tanaman secara langsung dimana tanaman tersebut sedang dalam tahap pertumbuhan sehingga dapat menggangu proses pertumbuhannya. Dan Hama juga organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman. (Kertasapuetra, 1990)
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu mollis yang berarti lunak. Oleh karena ituciri utama hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ viseral. Tubuhnya bersimetri bilateral, tidak bersegman, kecuali pada monoplacophora. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum di gunakan untuk bergerak. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau sepasanglipatan yaitu mantel atau pallium fungsi mantel adalah mensekresi cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka kedalam rongga mantel. (Kastawi, 2005).
Chordata merupakan hewan bertulang belakang. Kelas chordata yaitu Aves dan Mamalia. Salah satu contoh chordata dari kelas mamalia yaitu monyet. Monyet merupakan hewan pemakan segala jenis makanan (omnivora), namun komposisinya mengandung lebih banyak buah-buahan (60%), selebihnya berupa bunga, daun muda, biji, umbi. Monyet yang hidup dirawa-rawa kadang-kadang turun ke tanah pada saat air surut dan berjalan menelusuri sungai mencari serangga. Monyet yang hidup didaerah bakau atau pesisir, sering dijumpai memakan kepiting atau jenis moluska lainnya. Sehingga sering monyet ini disebut “Crabs eating macaque” (Supriatna, 2000).
            Untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan yang dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya tanaman), panen, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah satu aspek yang paling besar pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di Indonesia adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tediri dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam OPT tersebut, hama memiliki potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian pada komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang. Serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Menurunnya kualitas produk karena performance yang jelek atau mungkin karena adanya perubahan warna, rasa dan bau pada produk yang dihasilkan. Serangan hama juga mengurangi kuantitas produk, yang disebabkan karena pengurangan berat, ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
            Berbagai cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama diantaranya adalah kultur teknis (pengaturan jarak tanam, varietas tahan, dll), fisis, mekanis, hayati dan kimiawi. Kelima cara pengendalian tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain atau dilakukan secara terpadu. Pengendalian hayati merupakan upaya pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami serangga sehingga mampu menekan kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme tersebut. Musuh alami hama yang ada di lapangan jumlahnya sangat banyak baik dari golongan serangga, jamur, bakteri maupun nematoda. Dari keempat musuh alami tersebut, nematoda merupakan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama baik di lapangan maupun yang ada di gudang. Salah satu nematoda entomopatogen yang sudah banyak dikenal adalah Steinernema spp. Nematoda ini bersifat broad spectrum serta virulen dan mampu membunuh hama dalam waktu yang relatif singkat yaitu 48 jam. Nematoda Steinernema bersimbiosis dengan satu bakteri yaitu Xenorhabdus luminescens. Simbiosis antara nematoda dan bakteri bersifat mutualisme (saling menguntungkan) dimana nematoda mendapatkan nutrisi yang dihasilkan oleh bakteri sedangkan bakteri merasa terlindungi oleh nematoda. (mulyadi.1992. hal:98)




BAB III
METODELOGI

3.1 Bahan dan Alat
Bahan dan alat praktikum yang digunakan yaitu :
1.    Tikus (Rattus spp.), tupai (Sciurus sp), bekicot (Achatina fullica Fer.), keong mas (Pomacea ensularis canalicalata), Nematoda (Meloidogyne, Rhabditis, dan Pratylenchus) masing-masing jantan dan betina.
2.    Alcohol 70%, kloroform, gliserin, dan kapas.
3.    Mikroskop stereo, loup, pinset, cawan petri dan jarum tombak.

3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu :
1.         Tikus dan tupai : Temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan bentuk dan ukuran tubuhnya, bandingkan ukuran panjang ekor dengan panjang kepala dan tubuhnya. Perhatikan warna tubuh bagian atas dan bagian bawah tubuhnya. Hitung jumlah pasangan puting susu pada betina. Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.

2.         Bekicot dan keong mas : temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan tubuhnya yang lunak, bagian depan kepala dan kaki bilateral simetris, bagian perut umumnya berbentuk spiral dan terbungkus oleh cangkang yang spiral asimetris. Kaki terletak di sebelah ventral dan digunakan untuk merayap yang dapat ditarik ke dalam cangkang. Perhatikan pada kepala yang lemah terdapat dua pasang tentakle yang dapat diperpanjang dan ditarik kembali. Pada ujung-ujung tentakle posterior terdapat mata. Pada bagian depan kepala terdapat mulut yang padanya terdapat gigi parut (radula) untuk mengunyah makanannya. Pada sisi kanan tubuh di belakang kepala dijumpai lubang genital, sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuhdi dekat batas dengan cangkang. Perlu diketahui bahwa bekicot mempunyai system reproduksi jantan betina di dalam satu tubuh. Adanya ovatestis dapat menghasilkan telur maupun sperma. Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.

3.         Meloidogyne, Rhabditis, dan Pratylenchus. Temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan lubang mulut pada ujung depan dan lubang anus pada ujung belakang bagian ventral. Pada nematoda parasitik dapat anda temukan adanya alat pencucuk (stylet). Stylet pada marga Tylenchida terdiri dari conus, bagian ujung ; silindris, bagian tengah; dan knop, bagian pangkal. Stylet demikian disebut Stomatostylet. Pada marga Dorylaimida, styletnya tidak mempunyai knop, stylet demikian disebut Odontostylet. Perhtikan pada nematoda jantan Rhabditis, ukurannya relative lebih kecil disbanding yang betina dan pada ujung belakang terdapat spikula. Pada nematode betina, vulva terdapat pada bagian tengah ventral. Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan ketiganya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.
























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1    Tabel Hasli Pengamatan
Gambar
Keterangan

Nama hama  : Tikus
Filum            : Chordata
Kelas            : Mamalia
Ordo             : Rodentia
Famili           : Muridae
Genus           : Rattus
Spesies         : Rattus diard

            Ciri Penting : ekor biasanya lebih pendek daripada kepala dan badan, warnanya kebiruan atau keperakan, memiliki 12 puting susu, hidup di sawah, bersarang dalam ludang di bawah tanah.
            Kerugian yang di timbulkan : Menyerang padi, sehingga merusak tanaman padi. Sehingga hasil padi menurun dan merugikan petani.


Nama Hama  : Musang
Filum              : Chordata
Kelas              : Mamalia
Ordo               : Carnivora
Famili             : Viverridae
Genus             : Paradoxurus
Spesies           : P. Hermaphroditus

          Ciri Penting : Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala. Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.
          Kerusakan akibat serangan : Hama untuk tanaman buah – buahan karena pada saat atau sebelum panen akan di makan oleh hama ini.


Nama Hama  : Monyet
Filum             : Chordata
Kelas             : Mammalia
Ordo              : Primata
Famili            : Cercopithecidae
Spesies           : M. Mulatta

            Ciri penting: mempunyai kaki 2 dan tangan 2, memiliki rambut dan bulu, memiliki ekor, memiliki jenis kelamin laki laki dan perempuan, bisa memanjat pohon.
            Kerusakan akibat serangannya : Hama untuk tanaman buah – buahan karena pada saat atau sebelum panen akan di makan oleh hama ini.


Nama Hama : Keong Mas
Filum             : Mollusca
Ordo              : Mesogastropoda
Famili            : Ampullariidae
Spesies           : Pomacea canaliculata
Genus             : Pomacea
        
            Ciri Penting : Keong Mas selalu memiliki cangkang yang menyelubungi tubuhnya, tempat hidupnya pada areal persawahan.
            Kerusakan akibat serangannya : keong  mas dapat merusak tanaman padi. Mereka melangsungkan kehidupannya dengan memakan tanaman padi.


Nama hama : Tupai
Spesies        : Callosciurus sp
Genus          : Callosciurus
Famili          : Muridae
Ordo            : Rodentia
Fillum          : Chordata

               Ciri penting   : Bagian ekor lebih panjang daripada kepala. Merupakan hewan pemakan buah-buahan. Memiliki gigi (pengerat). Tubuh ditutupi oleh rambut. Berdarah panas. Hidung pendek. Putting susu berjumlah 8-10 buah.
           Kerusakan akibat serangan   : hama ini menyerang tanaman kakao dan kelapa. Pada tanman kelapa menimbulkan kerusakan berupa lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah.


Nama Hama : Bekicot
Spesies         : Achatina fulica
Genus           : Achatina
Famili           : Achatinidae
Ordo            : Pulmanata
Fillum          : Mollusca

           Ciri penting : memiliki cangkang yang keras. Tubuhnya lembek dan berlendir. Memiliki 2 pasang tentacle. Mempunyai kaki yang lunak (kaki palsu). Aktif pada malam hari untuk mencari makanan. Bekicot mempunyai jenis kelamin yang ganda yaitu satu individu dapat berperan sebagai jantan maupun betina.
           Kerusakan akibat serangan : kerusakan yang ditimbulkan berupa sobek/berlubangnya daun dan atau patahnya batang dan bagian tanaman yang terserang tampak berlendir.


4.2 Pembahasan
Dari hasil  pengamatan yang telah kami peroleh, maka dapat dilakukan  pembahasan hasil pengamatan yaitu pada Tikus, Musang, Tupai, Keong, bekicot, dan monyet sebagai berikut .
            Pada tingkatan takson tikus tergolong pada filum chordata, kelas mamalia, dengan ordo rodentia, tergolong pada famili Muridae, genusnya adalah Rattus, dan spesiesnya adalah Rattus Diard
Tikus memiliki kepala, badan dan ekor yang terlihat jelas. Tubuhnya tertutup rambut, tetapi ekornya bersisik dan kadang-kadang berambut. Binatang ini mempunyai sepasang daun telinga, mata, bibir kecil dan lentur. Tikus rumah (Rattus rattus) ukurannya biasanya 15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok. Dan adapun kerugian yang diakibatkan oleh serangan tikus, yaitu sebagai contoh pada tanaman padi. Setelah panen biasanya padi disimpan didalam gudang dan hal inilah yang menjadikan kesempatan tikus untuk merusak dan memakannya.
            Pada tingkatan takson musang tergolong pada filum chordata, pada kelas mamalia, ordonya adalah carnivora, famili Viverridae, genus paradoxurus dan tergolong pada spesies P. Hermaphroditus.
Musang mempunyai warna bagian sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dan contoh kerugian yang ditimbulkan oleh musang yaitu habisnya tanaman pepaya, kopi dan lainnya akan tetapi musang ini biasanya menyerang tanaman yang buahnya telah matang.
            Pada tingkatan takson monyet tergolong pada filum Chordata, kelas Mamalia, Ordo Primata, Famili Cercopithecidae, dan Spesies M. Mulatta.
Monyet mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, memiliki dua kaki  dan dua tangan , memiliki rambut yang hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya kecuali telapak kaki, telapak tangan dan muka, memiliki ekor, memiliki dua taring yang tajam dan mempunyai keahlian memanjat pohon. salah satu contoh kerugian yang diakibatkan yaitu rusak atau habisnya perkebunan pisang yang telah memasuki masa panen.
            Pada tingkatan takson keong mas tergolong pada Filum Mollusca, Ordo Mesogastropoda,  Famili            Ampullariidae, Spesies Pomacea Canaliculata, Genus Pomacea.
Keong Mas memiliki cangkang yang menyelubungi tubuhnya, tempat hidupnya pada areal persawahan. Ukuran cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm, bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing, tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Kerusakan akibat serangannya : keong  mas dapat merusak tanaman padi. Mereka melangsungkan kehidupannya dengan memakan tanaman padi.
            Pada tingkatan takson, tupai tergolong pada Fillum Chordata, Ordo  Rodentia, Famili          Muridae, Genus Callosciurus dan Spesies Callosciurus sp.
            Tupai merupakan hewan pemakan buah-buahan. Memiliki gigi (pengerat). Tubuh ditutupi oleh rambut. Berdarah panas. Hidung pendek. Putting susu berjumlah 8-10 buah. Ciri khasnya mempunyai moncong sangat panjang pada bagian muka yang terdapat mulut dan hidung. Adapun Kerusakan dan kerugian akibat serangan dari hama ini yaitu menyerang tanaman kakao dan kelapa. Pada tanaman kelapa menimbulkan kerusakan berupa lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah. Dan secara tidak langsung dapat menurunkan nilai ekonomi dari kakau dan kelapa itu sendiri.
            Dan yang terakhir adalah tingkatan takson pada bekicot. Pada tingkatan takson, bekicot tergolong pada Spesies Achatina fulica, Genus Achatina, Famili Achatinidae, Ordo Pulmanata, Fillum Mollusca.
Bekicot memiliki cangkang yang keras. Tubuhnya lembek dan berlendir. Memiliki 2 pasang tentacle. Mempunyai kaki yang lunak (kaki palsu). Aktif pada malam hari untuk mencari makanan. Bekicot mempunyai jenis kelamin yang ganda yaitu satu individu dapat berperan sebagai jantan maupun betina. Ada pun kerusakan akibat serangan hama ini yaitu berupa sobek atau berlubangnya daun dan atau patahnya batang dan bagian tanaman yang terserang tampak berlendir.






















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada non-Arthopoda maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Golongan non-Arthopoda hama bermacam-macam dan terdiri dari beberapa filum.
2.      Beberapa filum non-Arthopoda yang anggotanya diketahui sebagai hama yaitu: Aschelminthes, Mollusca, Chordata, dan Arthopoda.
3.      Gejala yang ditimbulkan akibat serangan dari macam-macam non-Arthopoda hama berbeda-beda, akan tetapi terkadang ada juga sedikit kesamaan.

5.2 Saran
            Praktikum akan lebaih baik ketika selalu dilakukan tepat waktu. Untuk dosen dan Co-Ass agar lebih sabar dalam membimbing kami selama praktikum berlangsung. Dan untuk sesama praktikan, lebih serius dalam mengikuti setiap acara praktikum yang sedang berlangsung dan selalu menjaga ketenangan suasana praktikum.


















DAFTAR PUSTAKA

Agustinus. 2005. Melawan Hama dengan Nemathoda. Gramedia. Jakarta.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga Jakarta.
Kastawi, Yusuf.2005.Zoologi Avertebrata.Malang:UM-Press.
Kertasapuetra, A.G.1990. Hama Tanaman Pangan dan Perlindungan.Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyadi.1992. Nemathologi. Laboratorium Nemathologi. Fakultas Pertanian UGM.           Bandung.
Purnomo, Bambang.2011.Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Bengkulu:Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Supriatna, Jatna dan Edy Hendras Wahyono.2000.Panduan Lapangan Primata       Indonesia.Yayasan Obor Indonesia:Jakarta.


1 komentar: