Minggu, 18 Mei 2014

makalah pip pertanian berkelanjutan

MAKALAH PENGANTAR ILMU PERTANIAN
TENTANG
PERTANIAN BERKELANJUTAN




        Disusun oleh:
            Nama               : Dedi Rian Rohmawan
            NPM              : E1J013051
                                                Jurusan            : BUDIDAYA PERTANIAN
                                                Prodi               : AGROEKOTEKNOLOGI


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
2013



Kata pengantar

Alhamdulillahirobilalamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini penyusun mengangkat tema tentang PERTANIAN BERKELANJUTAN, sebagaimana amanat yang diberikan oleh dosen kepada penyusun dalam memenuhi tugas PENGANTAR ILMU PERTANIAN. Sebuah hal yang sangat berharga  bagi penyusun atas diberikannya tugas ini, karena dengan tugas pembuatan makalah ini khususnya penyusun akan dapat mengetahui dan lebih mengenal tentang hal-hal yang berkaitan  dengan PERTANIAN BERKELANJUTAN. Suatu hal yang terpenting adalah mendapatkan ilmu pengetahuan baru, pengalaman baru dan lebih mengerti tentang apa itu pertanian berkelanjutan terutama yang ada pada era yang modern ini. Dalam kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa terima  kasih  tak  terhingga  kepada Bapak Zainal Mukhtamar  yang telah membimbing kami.
Meskipun demikian, penyusun  menyadari  bahwa  makalah ini masih  jauh dari sempurna, untuk  itu sumbang - saran  maupun masukan sangat  kami  harapkan. Atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penyusun mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah ini dapat tercapai.
Amin amin ya robal a’lamin.

Bengkulu, Desember 2013.
Penyusun







DAFTAR ISI

             HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
             KATA PENGANTAR........................................................................................................ I
             DAFTAR ISI...................................................................................................................... II

              BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2.   Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3.   Tujuan Penulisan ................................................................................................... 3
              BAB II PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian pertanian berkelanjutan........................................................................
2.2.   Prinsip dasar pertanian berkelanjutan.....................................................................
2.3.   Ciri-ciri pertanian berkelanjutan.............................................................................
2.4.   Sifat-sifat pertaian berkelanjutan...........................................................................
2.5.   Dampak positif dan negatif dari pertanian berkelanjutan......................................
2.6.   Indikator pertanian berkelanajutan.........................................................................  
2.7.   Aplikasi pertanian berkelanjutan............................................................................
              BAB III PENUTUP
3.1     Kesimpulan............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................





BAB I
PENGAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
            Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
            Pada dasarnya pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan dari pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target maksimal yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia dan memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga didasarkan pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal, memanfaatkan, mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn serta konservasi sumberdaya alam.
            Dalam pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
                Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin. Pada makalah ini diuraikan tentang definisi pertanian berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak positif maun negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan.
Oleh karena itu, penyusun mengangkat judul “PERTANIAN BERKELANJUTAN” untuk disajikan dalam makalah kali ini. Penyusun  berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi para pembaca.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu pertanian berkelanjutan?
2.      Apa saja prinsip dasar pada pertanian berkelanjutan?
3.      Apa ciri-ciri dan sifat bertanian berkelanjutan?
4.      Bagaimana dampak yang terjadi pada pertanian berkelanjutan?
5.      Mengapa indikator pertanian berkelanjutan sangat diperlukan?
6.      Apa saja kegiatan yang dilakukan pada aplikasi pertanian berkelanjutan?

1.3  tujuan penulisan
1.      Dapat mengetahui pertanian berkelanjutan
2.      Mengetahui prinsip dasar pertanian berkelanjutan
3.      Dapat mengetahui ciri dan sifat pertanian berkelanjutan
4.      Dapat mengetahui dampak positif maupun negatif pada pertanian berkelanjutan
5.      Mengetahui indikator dan aplikasi pada penerapan yang terdapat pada pertanian berkekelanjutan.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pertanian berkelanjutan
            Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
            Ada pun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.
            Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.
            Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.

2.2 Prinsip dasar pertanian berkelanjutan
            Menurut Jaker PO (Jari-ngan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :
1.      Prinsip ekologis
      Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan.
2.      Prinsip teknis
      Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.
3.      Prinsip Sosial ekonomis
      Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.
4.      Prinsip Politik
      Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.

2.3 Ciri-ciri pertanian berkelanjutan
1.      Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically           viable).
Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil,   pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
2.      Berwawasan ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3.      Berkeadilan sosial.
Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4.      Manusiawi dan menghargai budaya lokal.
Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.

5.       Mampu berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.

2.4 Sifat-sifat pertanian berkelanjutan
            Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya:
Ø  Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri.
Ø  Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.
Ø  Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.
Ø  Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.
Ø  Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
2.5 Dampak positif dan negatif dari pertanian berkelanjutan
2.6 Indikator pertanian berkelanajutan
1.      Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai.
2.      Membudidayakan tanaman secara alami.
3.      Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
4.      Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
5.      Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian.
6.      Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.

            konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet).
            Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.
            Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
            Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2.7 Aplikasi pertanian berkelanjutan
            Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
            Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;
  • Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
  • Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
  • Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
  • Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .
2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput
            Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan
memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.

3. Konservasi Lahan
            Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
  • Menciptakan jalur-jalur konservasi.
  • Menggunakan dam penahan erosi.
  • Melakukan penterasan.
  • Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
            Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;
  • Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
  • Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
  • Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
  • Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung
            Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
            Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;
  • Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
  • Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
            Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai  penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
  • Pengomposan
  • Penggunaan kascing
  • Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
  • Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.


8. Agroforestri (wana tani)
            Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk  suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:
  • Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan tanaman-tanaman tahunan.
  • Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman satu jenis (monokultur).
  • Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sitem pertanian berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang.
























DAFTAR PUSTAKA


Outerbridge, P. B . 1991 Limbah Padat di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Seminar Nasional Pertanian Organik.        Jakarta.

Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Yayasan Tani Membangun. Jakrta





            

hasil ringkasan buku tentang cabai

Nama               : Dedi Rian Rohmawan
NPM               : E1J013051
Tugas               : Bahasa Indonesia (merangkum buku)
Dosen              : Drs. Supadi, M. Hum.
Judul buku      : Cabai Jawa
Pengarang       : H. Rahmat Rukmana
Penerbit           : KANISIUS

Cabai Jawa
            Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan plasma nutfah (germ plasm) tanaman obat. Salah satunya adalah cabai jawa yang merupakan tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional. Masyarakat jawa, madura, sulawesi, dan ambon telah mengenal dan menggunakan cabai jawa sejak lama.
            Cabai jawa secara empiris terbukti bermanfaat sebagai obat. Hasil penelitian toksistas akut menunjukkan bahwa penginfusan cabai jawa sebagai obat dalam melalui kerongkongan termasuk aman. Namun, penelitian lain membuktikan bahwa penginfusan cabai jawa menyebabkan peranakan (uterus) berkontraksi, sehingga dengan dosis tertentu dapat menyebabkan keguguran. Oleh sebab itu, wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan ramuan yang mengandung cabai jawa karena menimbulkan teratogenisitas.
            Pengenalan cabai jawa merupakan apreai untuk menumbuhkan kecintaan terhadap pengembangan dan pelestarian tanaman tersebut. Tanaman cabai jawa yang tumbuh di berbagai daerah merupakan tanaman asli indonesia. Pada mulanya, penanaman cabai jawa hanya terkonsentrasi di jawa. Namun, saat ini tanaman cabai jawa banyak ditanam di berbagai daerah, diantaranya Jawa, Madura, Sulawesi, Lampung dan Ambon.
            Kedudukan tanaman cabai jawa dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Phyllum           : Spermatophyta
Kelas               : Angiospermae
Sub kelas         : Monocotyledonae
Ordo                : Piperales
Famili              : Piperaceae
Genus              : Piper
Spesies            : Piper retrofractum Vahl.
            Dalam genus piper terdapat 600 – 2.000 spesies yang tersebar di daerah tropis. Dari jumlah spesies tersebut, hanya beberapa spesies saja yang diusahakan, seperti tanaman lada (Piper nigrum), sirih (Piper betle), dan kemukus (Piper cubeba L.f.).
            Karakteristik morfologi tanaman cabai jawa hampir mirip dengan tanaman lada. Batang cabai jawa merupakan bentuk peralihan antara Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae , yaitu jaringan pengangkut terletak dalam dua lingkaran pembuluh atau lebih. Daun cabai jawa berbentuk bulat telur sampai lonjong atau agak memanjang, berwarna hijau muda mengkilap, pangkal daun membulat, dan ujung daun meruncing. Bunga cabai jawa berkelamin tunggal, berbentuk bulir dengan bulir bunga jantan lebih panjang daripada bunga betina. Buah cabai jawa berbentuk bulat memanjang, berwarna merah cerah dengan biji berukuran antara 2-2,5 cm. Buah muda berwarna hijau, saat tua berwarna kecoklat-coklatan, dan buah yang matang berwarna merah.
            Pada prinsipnya, tanaman cabai jawa dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan secara vegetatif (stek batang).  Perbanyakan cabai jawa dengan biji (benih) biasanya menghasilkan tanaman yang tidak seragam dan berbunga lebih lambat, sehingga cara ini hanya dilakukan dalam skala penelitian. Perbanyakan yang mudah dilakukan adalah dengan cara setek. Karena dapat dihasilkan tanaman yang pertumbuhannya seragam dan mempunyai sifat-sifat genetik yang sama dengan induknya.
            Penyiapan lahan untuk pengolahan tanah pada prinsipnya adalah mengubah tanah dengan menggunakan alat-alat pertanian, sehingga diperoleh susunan tanah yang baik ditinjau dari struktur dan porositas tanah.
            Untuk waktu tanam yang paling baik pada tanaman cabai jawa adalah pada awal musim hujan atau awal musim kemarauyang masih ada rintik-rintik hujan. Di daerah yang memiliki sumber air cukup dapat dilakukan penanaman sepanjang musim. Sebelum tanam, sebaiknya bibit dari pesemaian diadaptasikan terlebih dahulu selama 2-4 munggu di lokasi kebun (penanaman).
            Pada tahap pemeliharaan tanaman berbagai aktivitas yang harus dilakukan adalah pengairan, penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemasangan mulsa, pemasangan tanaman panjat, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.
            Kuantitas dan kualitas produksi cabai jawa sangat ditentukan oleh perlakuan panen dan penanganan pasca panen. Kegiatan panen perlu memperhatikan stadium buah yang cepat, sedangkan penanganan pasca panen harus dilakukan dengan cepat.

            Waktu panen cabai jawa yang paling baik adalah pada saat buah stadium tua, yaitu buah telah berwarna kekuning-kuningan sampai agak kemerah-merahan.