MAKALAH
PENGANTAR ILMU PERTANIAN
TENTANG
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Disusun oleh:
Nama : Dedi Rian Rohmawan
NPM
: E1J013051
Jurusan : BUDIDAYA PERTANIAN
Prodi :
AGROEKOTEKNOLOGI
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
FAKULTAS
PERTANIAN
2013
Kata
pengantar
Alhamdulillahirobilalamin,
segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia dan nikmat-Nya
yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini
penyusun mengangkat tema tentang PERTANIAN BERKELANJUTAN, sebagaimana amanat
yang diberikan oleh dosen kepada penyusun dalam memenuhi tugas PENGANTAR ILMU
PERTANIAN. Sebuah hal yang sangat berharga bagi penyusun atas
diberikannya tugas ini, karena dengan tugas pembuatan makalah ini khususnya
penyusun akan dapat mengetahui dan lebih mengenal tentang hal-hal yang
berkaitan dengan PERTANIAN BERKELANJUTAN. Suatu hal yang terpenting
adalah mendapatkan ilmu pengetahuan baru, pengalaman baru dan lebih mengerti
tentang apa itu pertanian berkelanjutan terutama yang ada pada era yang modern
ini. Dalam kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa terima kasih
tak terhingga kepada Bapak Zainal Mukhtamar yang telah
membimbing kami.
Meskipun demikian,
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu sumbang - saran maupun masukan sangat
kami harapkan. Atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
penyusun mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Demikian dari kami,
semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah ini dapat tercapai.
Amin amin ya robal
a’lamin.
Bengkulu, Desember
2013.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................ I
DAFTAR ISI...................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3.
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian pertanian berkelanjutan........................................................................
2.2.
Prinsip dasar pertanian berkelanjutan.....................................................................
2.3.
Ciri-ciri pertanian berkelanjutan.............................................................................
2.4.
Sifat-sifat pertaian berkelanjutan...........................................................................
2.5.
Dampak positif dan negatif dari
pertanian berkelanjutan......................................
2.6.
Indikator pertanian berkelanajutan.........................................................................
2.7.
Aplikasi pertanian berkelanjutan............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB
I
PENGAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi
komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik,
biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang
melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem
pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki
efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum,
pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan
dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih
mentitikberatkan pada keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan,
seperti kekurangan pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak
menguntungkan dan ledakan penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn
yang harus dapat diatasi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat
menekan jumlah penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun
internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi
model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total.
Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah
ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem
pertanian berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-masalah tersebut akan
dapat teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi
teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang
tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
Pada
dasarnya pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan dari pertanian
tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target maksimal yang
telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia dan memaksimalkan
kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga didasarkan pada
pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal, memanfaatkan, mempertahankan
dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn serta konservasi sumberdaya alam.
Dalam
pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan
generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan
kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus
yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa
membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi
teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
Dari
beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian berkelanjutan
untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan
semaksimal mungkin. Pada makalah ini diuraikan tentang definisi pertanian
berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak positif maun
negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan.
Oleh karena itu,
penyusun mengangkat judul “PERTANIAN BERKELANJUTAN” untuk disajikan dalam
makalah kali ini. Penyusun berharap
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
itu pertanian berkelanjutan?
2. Apa
saja prinsip dasar pada pertanian berkelanjutan?
3. Apa
ciri-ciri dan sifat bertanian berkelanjutan?
4. Bagaimana
dampak yang terjadi pada pertanian berkelanjutan?
5. Mengapa
indikator pertanian berkelanjutan sangat diperlukan?
6. Apa
saja kegiatan yang dilakukan pada aplikasi pertanian berkelanjutan?
1.3 tujuan penulisan
1.
Dapat mengetahui pertanian berkelanjutan
2.
Mengetahui prinsip dasar pertanian
berkelanjutan
3.
Dapat mengetahui ciri dan sifat
pertanian berkelanjutan
4.
Dapat mengetahui dampak positif maupun
negatif pada pertanian berkelanjutan
5.
Mengetahui indikator dan aplikasi pada
penerapan yang terdapat pada pertanian berkekelanjutan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pertanian
berkelanjutan
Pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk
saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada
dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi
dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan
datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
Ada
pun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang
dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.
Pertanian
Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola
sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia,
sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi
sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah
tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang
tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras
yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem;
dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk
dan makhluk hidup lainnya.
Berarti
dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial
ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan
yang akan datang.
2.2 Prinsip dasar pertanian
berkelanjutan
Menurut
Jaker PO (Jari-ngan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International
Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam
membangun gerakan pertanian berkelanjutan :
1.
Prinsip ekologis
Prinsip ini
mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah
satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta
sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak
mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya
pemanfaatan.
2.
Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan Prinsip
teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Yang
termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian
konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan,
pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh
mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.
3.
Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada
penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan
petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan
antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.
4.
Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya
kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian
berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun
adanya pemasaran yang adil.
2.3 Ciri-ciri pertanian berkelanjutan
1. Secara
ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable).
Petani mampu menghasilkan keuntungan
dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil,
pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
2. Berwawasan
ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara
atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi
keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem
yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan
(stress dan shock).
3. Berkeadilan
sosial.
Sistem pertanian yang menjamin
terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi,
dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender,
agama atau kelompok etnis.
4. Manusiawi
dan menghargai budaya lokal.
Menghormati eksistensi dan
memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan
pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai
tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
5. Mampu
berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap
kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan
kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.
2.4
Sifat-sifat pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan memiliki
lima sifat, diantaranya:
Ø
Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak
merusak ekologi pertanian itu sendiri.
Ø
Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan
nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang
diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.
Ø
Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian
mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal
yang lain.
Ø
Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk
budaya yang telah ada.
Ø
Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak
statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
2.5 Dampak positif dan negatif dari pertanian
berkelanjutan
2.6 Indikator
pertanian berkelanajutan
1.
Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan
kuantitas memadai.
2.
Membudidayakan tanaman secara alami.
3.
Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam
ekosistem pertanian.
4.
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka
panjang.
5.
Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan
penerapan teknik pertanian.
6.
Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
konsep pertanian berkelanjutan
berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha
ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan
keberlanjutan ekologi alam (planet).
Dimensi ekonomi berkaitan dengan
konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya
mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan
tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya
saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi
ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk
generasi sekarang ataupun mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi
kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang
dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik
sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk
perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan,
pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan
stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dimensi lingkungan alam menekankan
kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan
biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman
hayati dan daya tekstur bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta
kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya
lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada
konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga
dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan
secara berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan
lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan
ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya
maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.7 Aplikasi
pertanian berkelanjutan
Beberapa kegiatan yang
diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan
keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas
lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu
merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;
- Penggunaan
insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan
hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh
alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
- Menggunakan
tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat
(atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
- Menggunakan
drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur,
dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
- Melakukan
rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .
2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput
Sistem pengelolaan
budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan
memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.
memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.
3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi
lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan
lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air.
Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
- Menciptakan
jalur-jalur konservasi.
- Menggunakan
dam penahan erosi.
- Melakukan
penterasan.
- Menggunakan
pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan
perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian.
Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan
kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan
nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan
untuk menjaga kualitas air, antara lain;
- Mengurangi
tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top
soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
- Menggunakan
irigasi tetes (drip irrigation).
- Menggunakan
jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
- Melakukan
penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun
akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman
seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal,
dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed),
pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki
varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim
dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi
tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga
dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan
meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang
dilakukan;
- Menciptakan
sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan
binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
- Menanam
tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun
dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi
tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
- Pengomposan
- Penggunaan
kascing
- Penggunaan
Pupuk Hijauan (dedaunan)
- Penambahan
nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
8. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri merupakan
suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:
- Dapat diperoleh
secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan tanaman-tanaman
tahunan.
- Dapat
dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada
tanaman satu jenis (monokultur).
- Keanekaan
jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan
terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah
vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi
tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah
melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada
energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi,
lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang.
Dan sitem pertanian berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsip-prinsip,
sifat-sifat, dampak positif maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam
menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang.
DAFTAR
PUSTAKA
Outerbridge, P. B . 1991 Limbah Padat di Indonesia.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World.
Seminar Nasional Pertanian Organik. Jakarta.
Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Yayasan
Tani Membangun. Jakrta
Terimakasih infonya... ok banget!
BalasHapus