LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
(MKP-101)
ACARA 4.
MORFOLOGI
AKAR, BATANG, DAUN SERTA BENTUK MODIFIKASINYA
Disusun
Oleh :
Nama :Dedi Rian Rohmawan
NPM :
E1J013051
Prodi : Agroekoteknologi
Dosen : Ir. Marlin, M.Sc
Asdos : Imam dan Oktavia
Rahmayanti
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 3
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya,
tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis),
dan daun (folium).
Batang merupakan bagian
tubuh tanaman yang sangat penting. Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) pada umumnya
mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin
mengecil. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) sebaliknya mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ke ujung dapat dikatakan tidak ada perbedaan besarnya.
Batang memiliki bentuk persegi, bulat dan pipih, sedangkan sifat-sifat batang
ada yang berkayu, basah, rumput dan juga mendong. Berdasarkan panjang umur pada
batang dapat digolongkan menjadi tanaman muda, tanaman dua tahun dan tanaman
tahunan.
Pada tumbuhan selain
batang juga terdapat akar. Akar merupakan bagian pokok yang nomor tiga bagi
tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Pada umumnya akar menjadi tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan. Berdasarkan sistem perakarannya, akar
terbagi menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Leher akar, ujung
akar, batang akar, cabang-cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar dan
tudung akar merupakan bagian-bagian yang terdapat pada akar.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang
berbentuk lembaran pipih, berwarna hijau. Berdasaran susunanya
daun dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah
bila dalam suatu tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun sedangkan daun
majemuk terdapat lebih dari satu helaian daun. Sekalipun bentuk dan ukuran daun
bervariasi, pada dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal
yang berkembang menjadi pelepah ( Vagina ), tangkai ( Pteiolus )
dan helaian ( Lamina ). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut
disebut daun lengkap.
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Mengenal akar, batang, dan daun serta
bentuk metamorfosa dari akar, batang dan daun
2.
Mengenal bagian-bagian daun, bangun,
ujung, pangkal tulang, toreh, tepi daging daun dan duduk daun
3.
Mengenal susunan daun tunggal dan
majemuk
BAB
II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan tempat
Praktikum ini berlangsung pada:
Hari :
Selasa
Tanggal : 12 November 2013
Pukul : 10.00- 12.00
Tempat : Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Alat
tulis (pensil gambar)
2. Kaca
pembesar (lup)
3. Pisau/
cutter
Bahan-bahan yang
dibutuhkan antara lain:
1. Lidah
mertua (lengkap)
2. Jahe
atau kunyit (tumbuhan lengkap)
3. Teki
(tumbuhan lengkap berakar dan berumbi)
4. Bayam
duri (tumbuhan lengkap)
5. Kacang
hijau, kacang tanah atau kedelai (tanaman lengkap)
6. Jagung,
padi atau alang-alang (tumbuhan lengkap)
7. Randu
(ranting)
8. Kelor
(ranting)
2.3 Prosedur Kerja
1.
Untuk semua preparat: tulis dengan
lengkap nama latin dari preparat hidup (familia dan spesies)
2.
Untuk preparat 1,2,3,4,5 dan 6: gambar
preparat secara lengkap (akar, batang dan daun) dan diberikan keterangan pada
bagian-bagiannya (diwarnai). Lengkapi dengan keterangan lain: sifat batang,
bentuk, sifat permukaan batang, arah tumbuh batang, percabangan batang, arah
tumbuh cabang, umur, sistem perakaran, sebutkan bentuk modifikasi akar.
3.
Untuk preparat 3,4 dan 5: gambar daun
dan bagian-bagiannya dan berilah keterangan dalam bahasa indonesia maupun
latin. Keterangan meliputi: a) bangun, b) pangkal, c) ujung, d) pertulangan,
e)toreh, f) tepi, g) daging, h) duduk daun.
4.
Untuk preparat 7,8,dan 9: gambarlah daun
majemuk dan beri keterangan mengenai susunan daunnya (bahasa indonesia dan
latin).
5.
Bacalah dan jawablah deskripsi berikut:
“ hasil
pengamatan sbb: daun tunggal tidak lengkap, tidak ada pelepah daun, daun
penumpu amat kecil, sebagai sisik kecil, lekas gugur, tangkai daun silinder,
menebal pada ujungnya, bersisik rapat, helaian daun bangun elips memanjang
sampai daun memanjang, panjang 10-20 cm, lebar 4-8 cm, bertepi rata, ujung
meruncing, pangkal membulat, bertulang daun menyirip, agak kaku seperti kulit,
permukaan atas gundul, sisi bawah bersisik, ibu tulang daun jelas menonjol pada
sisi bawah sampai ujing daun, sisi atas beralur dangkal, cabang-cabang tulang
daun kurang lebih sejajar satu sama lain. Pertanyaan, coba tuliskan daun apakah
itu (gambar dan tulis spesiesnya).
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil dan Pembahasan
3.1.1
Data hasil pengamatan
1. Lidah
mertua
2. Jahe
3. Teki
4. Bayam
duri
5. Kedelai
6. Padi
7. Ubi
kayu (tangkai daun)
8. Randu
(ranting)
9. Kelor
(ranting)
3.1.2 Pembahasan
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem
jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas
pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling.
Pada struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari segi
fungsi, susunan serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut. Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan
unsur-unsur hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian
pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak
ke bawah dan kemudian berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang
yang kecil. Sistem perakaran ini disebut sistem akar tungggang dan merupakan
salah satu ciri kelas dikotil. Jika cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama
atau akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar ramping yang keluar
dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar
serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil.
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik
tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal.
Dibagian batang yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus)
tempat daun yang melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus),
yakni bagian batang diantara dua buku yang berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat
tunas ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas dapat dibedakan beberapa macam
bentuk tumbuhan. Batang bisa memperlihatkan
tumbuh yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga
dapat amat pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Taraf percabangan
yang terjadi jika tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk. Batang
memiliki bentuk bulat, persegi dan pipih. Memiliki sifat basah, berkayu, rumput
dan mendong dan sifat permukaan batang yaitu, licin beralur, berambut, berusuk,
bersayap, berduri dan lain-lain. Selain itu terdapat arah tumbuh batang, tegak,
lurus, menggantung, berbaring, menjalar, condong, menganggok, memanjat dan
membelit. Arah tumbuh cabang pada tumbuhan adalah tegak, condong ke atas,
mendatar, terkulai, dan bergantung. Percabangan batang terbagi menjadi tiga
monopodial, sympodial dan dikhotom. Pada tanaman berdasakan panjang umur terbagi atas tanaman muda,
tanaman dua tahun, dan tanaman tahunan.
Daun merupakan bagian
vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat berlangsung. Daun
pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3 (tiga) ciri
daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang
dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan
fungsi daun sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi.
Baik dari
segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam. Struktur
jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan dalam
batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada
aspeknya segera terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan
daun majemuk. Perbedaan utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal
terdapat tunas, sedangkan pada ketiak anak daun majemuk tidak ditemukan adanya
tunas.
Bagian Daun
Daun
yang lengkap memiliki bagian-bagian berikut:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
Susunan daun majemuk
1. Menyirip gasal
2. Menyirip Genap
3. Menyirip Berseling
4. Menyirip Berputus
5. Menyirip Ganda (dua atau tiga)
6. Menjari berdaun gasal
7. Menjari Berdaun dua
8. Menjari Ganda dua
9. Menjari Campuran
10. Majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna
Rumput Teki (Cyperus rotundus .L) atau
terkadang disebut Teki, Mota, Koreha wai, Rukut Teki, Rukut Wuta adalah rumput
palsu (batang segitiga) yang dapat hidup sepanjang tahun dengan ketinggian 10
sampai dengan 75 cm. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun
tempat lain dengan ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini
mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di
ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih,
membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri
khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada
pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm
dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan
terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar,
dengan pelepah daun tertutup tanah. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat
banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat
kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa
rumpun.
Bayam duri (Amaranthus
spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth, berfamili Amaranthaceae.Tumbuhan ini mempunyai batang lunak atau basah,
tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri
yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri,
sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bentuk daunnya menyerupai belahan
ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau
muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah,
ladang atau di jalan-jalan kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat
yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius.
Tanaman
padi (Oriza sativa) dan berfamily Poaceae memiliki dua bagian tanaman dalam
garis besar, yaitu:
1. Bagian vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun.
2. Bagian generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bung
1. Bagian vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun.
2. Bagian generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bung
Adapun bagian Vegetatif terdiri dari :
1. Akar
Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah,
dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan
dari sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat
permulaan batang mulai bertunas (kira-kira umur 15 hari), akar serabut
berkembang dengan pesat. Dengan semakin banyaknya akar-akar serabut ini maka
akar tunggang yang berasal dari akar kecambah tidak kelihatan lagi. Letak
susunan akar tidak dalam, kira-kira pada kedalaman 20-30 cm. Karena itu akar
banyak mengambil zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas. Akar tunggang
dan akar serabut mempunyai bagian akar lagi yang disebut akar samping yang
keluar dari akar serabtu disebut akar rambut dan yang keluar dari akar
tunggang, bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
2.Batang
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan). Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi sawah bisaanya 80-120 cm. Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
3. Daun
2.Batang
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan). Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi sawah bisaanya 80-120 cm. Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
3. Daun
Daun terdiri dari : helai daun yang
berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang.
Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan
lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya
pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun
bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar.
Berdasarkan ilmu
biologi, klasifikasi tanaman jahe secara
lengkap sebagai berikut:
- Divisi : Magnoliophyta.
- Kelas : Liliopsida.
- Bangsa : Zingiberales.
- Suku : Zingiberaceae.
- Marga/ genus : Zingiber.
·
Jenis/
spesies : Zingiber officinale Rocs.
maka ciri morfologi tanaman jahe
bisa diurai sebagai tanaman obat yang dilengkapi dengan bungan dan juga biji
tunggal. Akar jahe dalam bentuk rimpang atau umbi. Uniknya, meski digolongkan
sebagai tumbuhan magnolophhyta, pada faktanya jahe lebih banyak dikembangkan melalui rimpangnya ketimbang
dengan bunga dan bijinya. Batang jahe merupakan batang semu yang bisa mencapai
ketinggian maksimal 100 cm. Bagian jahe yang dimafaatkan adalah rimpang. Hal
ini wajar sebab bagian tersebutlah yang memiliki kandungan senyawa kompleks
seperti oleoresin (gingerol, shogaol, paradol, zingireone dan lain-lain) serta
minyak atsiri. Jika didasarkan pada warna bunga, maka spesies tanaman jahe
terbagi ke dalam dua jenis yakni jahe dengan bunga berwarna merah dan jahe
dengan bunga berwarna putih.
Pohon randu sering juga disebut
kapuk randu. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia (Ensiklopedia Bebas) bahwa
randu termasuk kerajaan: Plantae, divisi: Magnoliophyta, kelas: Magnoliopsida,
Ordo: Malvales, famili: Malvaceae (Bombacaceae), genus: Ceiba, spesies: C.
pentandra. Pohon ini tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki batang
pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m.
Akar
Akar menyebar horizontal, panjang 10
m atau lebih, di permukaan atas tanah 40 – 80 cm.
Batang
Warna batang hijau tua, diameter
batang mencapai 30 cm dan tinggi batang mencapai 50 m,dan berduri.
Daun.
Berdaun majemuk, menjari, beranak
tujuh (septemfolioatus). Daunnya memiliki sifat yaitu bangun daunnya
(circumscription) berbentuk memanjang (oblongus). Daging daun (intervenium)
bersifat seperti kertas (popyraceus). Susunan tulang – tulang (nervatio)
berbentuk bertulang menyirip (penninervis). Tepi daun (margo) berbentuk rata
(interger). Ujung daun (apex) bersifat meruncing (acuminetus). Pangkal daun
(basis) berbentuk meruncing. Permukaan daunnya bersifat licin suram (laevis
apacus), sedangkan pada duduk daunnya tersebar (folia sparsa).
Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata prain) memiliki akar berbentuk serabut dan
berimpang menjalar (dibawah dan kadang diatas tanah). Memiliki daun tebal dan
biasanya banyak mengandung air, bentuk bunganya tumbuh tegak dari pangkal
batang dan memiliki biji berkeping tunggal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Morfologi
tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal
akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya.
2.
Akar
merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara
serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis
dapat berlangsung.
3.
Daun lengkap meliputi, pelepah daun, tangkai daun dan
helaian daun.
4.
Bentuk metamorfosa dari akar, batang dan daun: akar
ringan, stolon, kuncup, duri, umbi, umbi lapis, sulur dan piala.
4.2 Saran
Saran yang pertama ini saya ajukan kepada pihak laboratorium,
yaitu agar selalu mengusahakan alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum
bisa disediakan sebelum praktikum dimulai, agar praktikum bisa berjalan dengan lancar.
Selanjutnya saran untuk dosen dan asisten pembimbing, jangan pernah jenuh dan bosan
dalam membimbing praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mengenal Tanaman Rumput
Tekihttp://ff.unair.ac.id/sito/?mode=aview&aid=1
Rahmat, adi.
2009. PETUNJUK PRAKTIKUM MORFOLOGI
TUMBUHAN. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University
Tidak ada komentar:
Posting Komentar