LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
(MKP-101)
ACARA 5. BUAH dan BIJI
Disusun
Oleh :
Nama :Dedi Rian Rohmawan
NPM :
E1J013051
Prodi : Agroekoteknologi
Dosen : Ir. Marlin, M.Sc
Asdos : Imam dan Oktavia
Rahmayanti
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 3
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Buah merupakan perkembangan dinding
bakal buah dan terkadang juga bagian-bagian bunga yang lain. Buah
mengandung biji. Bagi para ahli biologi (biologiwan), istilah buah tidak hanya
terbatas pada macam yang sukulen yang kita nikmati. Pada setiap macam itu
buah-buah ini membantu menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan
struktur khusus sehingga disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian
kita atau bulu hewan, sehingga dapat terbawa ke tempat lain. Akan tetapi apa yang dimakan
manusia, secara awam disebut buah, tidak selalu berasal dari bakal buah.
Bagian-bagian yang dimakan ini adalah jaringan-jaringan yang berasal dari
berisi cadangan makanan yang berupa karbohidrat atau gula. Bagian ini bisa
beral dari berbagai macam bagian bunga.Sebangai contoh bagian yang dimakan dari
buah apel sebenarnya adalah modifikasi dari tabung bunga. Bagian yang dimakan
dari nangka adalah perhiasan bunga.
Setelah
terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi
biji.Bagi tumbuhan biji (spermathopyta), biji ini merupakan alat
perkembangbiakan utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Tumbuhan
biji merupakan bentuk kehidupan tumbuhan yang paling tinggi di bumi dan
merupakan jenis yang paling dominan. Tumbuhan ini menghasilkan biji untuk
berkembang biak sehingga sering disebut spermatophyta. Karena mempunyai
bunga, maka tumbuhan tersebut dinamakan antophyta dan dapat disebut phanerogamae
sebab perkembangbiakannya kelihatan nyata. Tumbuhan yang alat
perkembangbiakannya tersembunyi dinamakan cryprogamae.
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Mengenal bermacam-macam buah sejati/telanjang dan buah palsu/semu/terturup
2.
Mengetahui bangian-bangian mana yang dimakan dari suatu buah
3.
Mengenal bagian-bagian dari biji
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum berlangsung pada:
Hari/
Tanggal : Selasa/ 12 November 2013
Waktu : pukul 10.00 - 12.00
Shift/
Ruang : D1/ Pemuliaan tanaman
Tempat : Laboratorium Agronomi, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
1. Pisau/
cutter
2. Lup
3. Pensil
gambar
Bahan-bahan
yang digunakan:
1. Apel
2. Jeruk
3. Nangka
4. Padi
5. Ercis
6. Kacang
merah
2.3 Prosedur Kerja
1.
Tulis
nama latin dari preparat yang digunakan (Familia dan spesies)
2.
Gambar
bagian-bagian dan berilah keterangan dalam bahasa Indonesia dan latin
3.
Keterangan
lainnya meliputi: bagian-bagian buah, bagian-bagian biji, macam buah,
bagian apa yang dimakan
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Data hasil pengamatan
1.
Apel (Malus sylvestris)
2. Jeruk
(Citrus sp)
3. Nangka
(Artocarpus heterophyllus)
4. Padi
(Oriza sativa)
5.
Ercis (Pisum sativum)
6. Kacang
merah (Vigna umbellata)
3.2
Pembahasan
Pada umumnya buah hanya akan
terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun
demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan.
Peristiwa terbentuknya buah yang demikian dinamakan partonekarpi (parthenenocarpy).
Buah yang terjadinya tanpa penyerbukan dan pembuahan biasanya tidak mengandung
biji, atau jika terdapat adanya biji, biji itu mengandung lembaga. Jadi bijinya
tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Apabila penyerbukan pada
bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah
akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan
tumbuh menjadi biji.
Pada pembentukan buah, seringkali
bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah
sedang umumnya setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga
selai bakal buah segera mejadi layu dan gugur. Dari putik sendiri disebut hanya
bakal buahnya. Karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula
sepertihalnya dengan bagian bagian yang lain. Bagian-bagian bunga yang
kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya
tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri sehingga tidak merupakan suatu
bagian yang penting dari buah. Misalnya, daun-daun pelindung, daun-daun
kelopak, tangkai kepala daun, dan kepala putik.
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan
pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji.
Bagi tumbuhan biji (spermatophyta), biji ini merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru
(lembaga). Dengan dihasilkannya biji, maka tumbuhan dapat mempertahankan
jenisnya, dan dapat pula menyebar ke lain tempat.
Perbedaan Buah Semu dan Buah Sejati
Buah yang semata-mata terbentuk dari
bakal buah, atau paling banyak pada buah terdapat sisa-sisa bagian bunga yang
lazimnya telah gugur, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi
merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan
buah sejati atau buah sungguh. Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali
terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah,
bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Dalam
kehidupan sehari-hari buahnya yang benar seringkali tidak dikenal lagi. Apa
yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa,
sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah
palsu atau buah semu (fructus spurious). Pada buah semu, buah yang
sesungguhnya seringkali tertutup (tidak kelihatan), sehingga buah semu
dinamakan pula buah tertutup (fructus clauses). Perkecualian kecuali
ada, misalnya buah jambu mete, buah yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya)
tetap kelihatan.
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu:
- Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah
terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang
menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik, dan
merupakan bagian buah yang bermanfaat, serta dapat dimakan), sedang buah
yang sesungguhnya seringkali tersembunyi.
- Buah sungguh atau buah telanjang, yaitu jika buah
yang terbentuk dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang
masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang penting (tidak
berarti).
1.
Buah Semu
Buah semu
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Buah
semu tunggal
Buah semu tunggal, yaitu buah semu
yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah dan ada bagian lain bunga
yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai bunga pada buah jambu monyet (Anacardium
occidentale L.) dan kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis
minima L.).
2.
Buah semu ganda
Buah semu ganda, ialah jika pada
satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain,
dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada
bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
menyolok (seringkali bagian bunga yang penting), misalnya pada buah arbe (Fragaria
vesca L.).
3.
Buah semu majemuk
Buah semu majemuk, ialah buah semu
yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti
buah saja, misalnya pada buah nangka (Artocarpus integra Merr.),
yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun
tenda bunga yang pad ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan
kulit buah yang bersifat semu (palsu).
2. Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah
sejati dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu buah sejati tunggal, buah
sejati ganda, dan buah sejati majemuk.
- Buah
sejati tunggal
Buah sejati tunggal, yaitu buah
sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja, dimana pada
buah ini dapat berisi satu biji atau lebih dan dapat pula tersusun dari satu
atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya buah mangga (Mangifera
indica L.) yang mempunyai satu ruang dengan satu biji. Buah sejati
tunggal dapat pula dibedakan dalam dua golongan, yaitu buah sejati
tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal
yang bagian luarnya keras dan berkayu seperti kulit yang kering, misalnya buah
kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Buah sejati tunggal yang
berdaging (carnosus), yaitu buah sejati tunggal dimana mempunyai dinding
buah yang tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) mempunyai tiga
lapisan, yaitu:
1) Kulit luar (exocarpium
atau epicarpium), merupakan lapisan tipis dan seringkali kuat atau kaku
seperti kulit dengan permukaan yang licin.
2) Kulit tengah (mesocarpium),
merupakan lapisan yang biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika
lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang disebut daging buah (sarcocarpium),
misalnya pada mangga (Mangifera indica L.).
3) Kulit dalam (endocarpium),
merupakan lapisan yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, dimana
seringkali cukup tebal dank eras, misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.).
- Buah
sejati ganda
Buah sejati ganda, yaitu buah yang
terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain,
dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, dan kemudian tumbuh menjadi
buah sejati, tetapi semuanya tetap berkumpul pada satu tangkai, misalnya pada
cempaka (Michelina champaca Bail.).
Menurut sifatnya, buah sejati ganda
dapat dibedakan, yaitu buah kurung ganda, buah batu ganda, buah bumbung ganda,
dan buah buni ganda.
- Buah
sejati majemuk
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang
berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu
bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya
tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah majemuk dapat dibedakan atas buah
buni majemuk, buah batu majemuk, dan buah kurung majemuk.
Bagian-bagian
biji
Pada dasarnya biji mempunyai susunan
yang tidak berbeda dengan bakal biji , tetapi dipergunakan nama-nama yang
berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya integumentum
pada bakal biji, jika telah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni atau papan biji (placenta).
Pada umumnya, bagian-bagian biji dapat dibedakan atas
kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji
atau isi biji (nucleus seminis).
1. Kulit biji (spermodermis)
Kulit biji merupakan kulit yang
berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji dari tumbuhan
biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu:
- Lapisan
kulit luar (testa), mempunyai sifat yang bermacam-macam. Bagian ini
merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalamnya.
- Lapisan
kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sehingga
lapisan ini sering juga dinamakan lapisan kulit ari.
Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae),
biji mempunyai tiga lapisan, seperti pada biji melinjo (Gnetum gnemon L.),
padahal bakal biji buah tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai
satu integumentum. Ketiga lapisan kulit biji, seperti pada melinjo
masing- masing dinamakan:
1) Kulit luar
(sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau,
kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya berwarna merah.
2) Kulit tengah (slerotesta),
suatu lapisan yang kuat dank eras, berkayu yang menyerupai kulit dalam (endocarpium)
pada buah batu.
3) Kulit dalam (endotesta),
biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat pada inti biji.
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang
menghubungkan biji (semen) dengan tembuni (placenta), jadi
merupakan tangkai biji. Jika biji telah masak, biasanya biji terlepas dari
pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji (hilus).
3. Inti biji (nucleus seminis)
Inti biji ialah semua bagian biji
yang terdapat di dalam kulit biji, sehingga inti biji juga dapat dinamakan isi
biji. Inti biji terdiri atas lembaga (embrioy) yang merupakan calon
individu baru dan putih lembaga (albumen) yang jaringannya berisi
cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah).
Apel (Pyrus malus)
Apel
merupakan tanaman yang berasal dari kelompok family Rosaceae. Buah apel
termasuk buah sejati tunggal berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah
berdaging apel (pomum). Adapun
struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau
kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging
dan berserabut, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan
ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.
Sedangkan
struktur dari biji buah apel terdiri dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa)
yang berfungsi sebagai pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam
dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya
tipis seperti selaput, sering dinamakan juga kulit ari. Biji apel juga memiliki
bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang
disebut tali pusar (funiculus). Di
dalam biji apel juga terbapat lembaga (embryo)
yang merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.
Nangka (Artocarpus heterophylla)
Nangka
merupakan jenis tumbuhan dari family Moraceae yang buahnya merupakan buah
sejati (fructus nudus), dan merupakan
buah sejati majemuk dalam kelompok buah buni majemuk (bacca). Buah nangka terdiri dari bagian-bagian seperti kulit buah (exocarpium) yang berada pada bagian
paling luar dari buah nangka dan merupakan lapisan yang tipis dengan permukaan
yang licin. Kemudian daging buah (mesocarpium),
merupakan bagian yang dapat dimakan dan berserabut. Selain itu juga
terdapat biji pada bagian paling dalam dari buah yang merupakan calon dari
bakal tumbuhan baru.Sedangkan pada bagian biji dari buah nangka, terdapat
bagian-bagian seperti kulit biji (spermodermis)
yang berfungsi untuk melindungi biji bagian dalam dan lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan
baru.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bardasarkan
hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan bahwa:
1. Buah
merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Buah dapat disamakan dengan
sumbu tubuh dari tumbuhan.
2. Adapun
fungsi dari buah diantaranya yaitu tempat terbentuknya embryo yang merupakan
calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
3. Buah pada suatu tumbuhan dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu buah sejati (fructus
nudus) dan buah semu (fructus
spurius). Buah sejati (fructus nudus)
merupakan buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau yang paling
banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu,
selain itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus. Contohnya adalah buah
apel (Pyrus malus) dan buah nangka (Artocarpus heterophylla). Sedangkan
buah semu (spurius) merupakan buah
yang mana buahnya tersebut justru bagian dari bunga yang telah berubah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian
buah yang sanagt penting.
4. Bagian-bagian biji dapat dibedakan atas kulit biji (spermodermis),
tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji (nucleus
seminis).
4.2 Saran
Saya
mengharapkan agar praktikum dapat dilaksanakan dengan tepat waktu agar hasil
yang diperoleh dapat maksimal. Dan kepada dosen maupun asisten dosen jangan
pernah bosan dalam membimbing kami selama praktikum berlangsung. Terakhir
kepada pengurus laboratorium, agar selalu menyiapkan alat-alat praktikum yang
akan digunakan sebelum praktikum dimulai demi kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, (Artocarpus heterophylla) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 16 November
2013.
Anonim, 2011, (Pyrus malus) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 16 November
2013.
Campbell,
Reece-Mitchell. (2003). Biologi, Edisi Kelima-Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hidayat,
Estiti B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Rahmat, adi. 2009. PETUNJUK PRAKTIKUM
MORFOLOGI TUMBUHAN. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP
Bandung.
Tjitrosoepomo, Gombang. 1895. Morfologi Tumbuhan. Cetakan kedua.
Yogyakarta: Gajah Mada University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar