LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
PERLINDUNGAN TANAMAN
NON-ARTHROPODA
HAMA
Disusun
Oleh :
Hendrio
Afrisa ( Npm : E1J013015 )
Darmanto
( Npm : E1J013017 )
Lidia
Destantia ( Npm : E1J013021 )
Sri
Megawati S ( Npm : E1J013044 )
Dedi
Rian R ( Npm : E1J013051 )
Shift : 1 (Satu)
Dosen : Ir. Tri Sunardi, M.P.
Co-Ass : 1. Kerly Defi Hidayat
2. Sutan Verdien A.M
LABORATORIUM
ILMU HAMA DAN PENYAKIT
FAKULTAS
PERTANIAN
UNUVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Non-Arthopoda
hama merupakan binatang panggangu atau menimbulkan kerusakan pada tanaman. Dari
kerusakan yang ditimbulkan hama tersebut maka akan sangat merugikan bagi
manusia terutama pada tanaman pangan, seperti padi, jagung, kedelai,
sayur-sayuran dan lain sebagainya. Non-Arthopoda hama terdiri dari beberapa
filum, yaitu Aschelminthes, Mollusca, Chordata dan Arthopoda. Salah satu contoh
gejala yang ditimbulkan oleh non-Arthopoda hama pada filum Mollusca yaitu
bekicot, gejala yang ditimbulkan berupa sobek atau berlubangnya daun dan atau patahnya batang.
Bagian tanaman yang terserang
tampak berlendir. Kemudian dari filum
Chordata dari kelas mamlia seperti kera, gejala yang ditimbulkan berupa
berkurang atau habisnya tanaman terutaman jenis tanaman buah-buahan seperti
pisang. Dan masih banyak masalah lain yang dapat ditimbulkan akibat serangan
dari berbagai macam hama non-Arthopoda ini. Hal tersebut tentunya menjadi
sebuah tantangan pada dunia pertanian dan perlu pemikiran yang kuat untuk dapat
mengatasi berbagai dampak yang diakibatkan oleh serangan hama tersebut.Untuk
itu perlu dilakukannya pengamatan tentang non-Arthopoda hama tersebut.
Pada
kegiatan praktikum yang berlangsung diperlukan pemahaman dan keseriusan dalam mengamati berbagai macam jenis non-Arthopoda
hama. Sehingga kita dapat mengetahui ciri-ciri morfologi (ciri luar) dan
jenis-jenis non-Arthopoda hama tanaman sekaligus mengetahui berbagai macam
gejala yang ditimbulkan. Sehingga nantinya kita mampu mengatasi berbagai macam
gejala dan kerusakan akibat serangan hama tersebut.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan pada praktikum tentang Non-Arthopoda Hama pada kali ini, yaitu : Membedakan ciri morfologi penting
filum-filum non-Arthopoda hama dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat
masing-masing serangannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Hama
adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan
sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam
praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Binatang
yang berupa hama tanaman dapat terdiri dari kelompok atau filum Nematoda
(cacing), Mollusca (Bekecot), Chordata (terutama Mamalia), dan Arthropoda
(terutama Serangga dan Tungau). (purnomo,B,2013)
Hama adalah hewan yang
mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
terganggu. Hama juga merupakan makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak,
penyakit dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi
hama bersifat relative dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika,
ekonomi dan kesejahteraan pribadi yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman
pribadi.
Hama dapat merusak biji,
batang daun maupun akar pada tanaman secara langsung dimana tanaman tersebut
sedang dalam tahap pertumbuhan sehingga dapat menggangu proses pertumbuhannya.
Dan Hama juga organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman
pada tanaman. (Kertasapuetra, 1990)
Mollusca berasal
dari bahasa latin yaitu mollis yang berarti lunak. Oleh karena ituciri utama
hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala,
kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ viseral.
Tubuhnya bersimetri bilateral, tidak bersegman, kecuali pada monoplacophora. Memiliki kepala yang jelas dengan
organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding
tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum di gunakan untuk bergerak. Dinding
tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau sepasanglipatan yaitu mantel atau
pallium fungsi mantel adalah mensekresi cangkang dan melingkupi rongga mantel yang
di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka kedalam
rongga mantel. (Kastawi, 2005).
Chordata merupakan
hewan bertulang belakang. Kelas chordata yaitu Aves dan Mamalia. Salah satu
contoh chordata dari kelas mamalia yaitu monyet. Monyet merupakan hewan pemakan
segala jenis makanan (omnivora), namun komposisinya mengandung lebih banyak
buah-buahan (60%), selebihnya berupa bunga, daun muda, biji, umbi. Monyet yang
hidup dirawa-rawa kadang-kadang turun ke tanah pada saat air surut dan berjalan
menelusuri sungai mencari serangga. Monyet yang hidup didaerah bakau atau
pesisir, sering dijumpai memakan kepiting atau jenis moluska lainnya. Sehingga
sering monyet ini disebut “Crabs eating macaque” (Supriatna, 2000).
Untuk
dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan
penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan
yang dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya
tanaman), panen, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah
satu aspek yang paling besar pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di
Indonesia adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tediri
dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam OPT tersebut, hama memiliki
potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian pada
komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang.
Serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Menurunnya kualitas produk karena performance yang jelek atau mungkin karena
adanya perubahan warna, rasa dan bau pada produk yang dihasilkan. Serangan hama
juga mengurangi kuantitas produk, yang disebabkan karena pengurangan berat,
ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
Berbagai cara
yang dilakukan untuk mengendalikan hama diantaranya adalah kultur teknis
(pengaturan jarak tanam, varietas tahan, dll), fisis, mekanis, hayati dan
kimiawi. Kelima cara pengendalian tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain atau dilakukan secara terpadu.
Pengendalian hayati merupakan upaya pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh
alami serangga sehingga mampu menekan kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme
tersebut. Musuh alami hama yang ada di lapangan jumlahnya sangat banyak baik
dari golongan serangga, jamur, bakteri maupun nematoda. Dari keempat musuh
alami tersebut, nematoda merupakan musuh alami yang potensial untuk
mengendalikan hama baik di lapangan maupun yang ada di gudang. Salah satu nematoda
entomopatogen yang sudah banyak dikenal adalah Steinernema spp. Nematoda ini
bersifat broad spectrum serta virulen dan mampu membunuh hama dalam waktu yang
relatif singkat yaitu 48 jam. Nematoda Steinernema bersimbiosis dengan satu
bakteri yaitu Xenorhabdus luminescens. Simbiosis antara nematoda dan bakteri
bersifat mutualisme (saling menguntungkan) dimana nematoda mendapatkan nutrisi
yang dihasilkan oleh bakteri sedangkan bakteri merasa terlindungi oleh
nematoda. (mulyadi.1992. hal:98)
BAB
III
METODELOGI
3.1
Bahan dan Alat
Bahan
dan alat praktikum yang digunakan yaitu :
1. Tikus
(Rattus spp.), tupai (Sciurus sp), bekicot (Achatina fullica Fer.), keong mas
(Pomacea ensularis canalicalata), Nematoda (Meloidogyne, Rhabditis, dan
Pratylenchus) masing-masing jantan dan betina.
2. Alcohol
70%, kloroform, gliserin, dan kapas.
3. Mikroskop
stereo, loup, pinset, cawan petri dan jarum tombak.
3.2
Cara Kerja
Adapun
cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu :
1.
Tikus dan tupai : Temukan bagian-bagian utama
dari tubuh kemudian perhatikan bentuk dan ukuran tubuhnya, bandingkan ukuran
panjang ekor dengan panjang kepala dan tubuhnya. Perhatikan warna tubuh bagian
atas dan bagian bawah tubuhnya. Hitung jumlah pasangan puting susu pada betina.
Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan keduanya. Gambar dan
beri keterangan masing-masing bagian tersebut.
2.
Bekicot dan keong mas : temukan
bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan tubuhnya yang lunak, bagian
depan kepala dan kaki bilateral simetris, bagian perut umumnya berbentuk spiral
dan terbungkus oleh cangkang yang spiral asimetris. Kaki terletak di sebelah
ventral dan digunakan untuk merayap yang dapat ditarik ke dalam cangkang.
Perhatikan pada kepala yang lemah terdapat dua pasang tentakle yang dapat
diperpanjang dan ditarik kembali. Pada ujung-ujung tentakle posterior terdapat
mata. Pada bagian depan kepala terdapat mulut yang padanya terdapat gigi parut
(radula) untuk mengunyah makanannya. Pada sisi kanan tubuh di belakang kepala dijumpai
lubang genital, sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi
mantel tubuhdi dekat batas dengan cangkang. Perlu diketahui bahwa bekicot
mempunyai system reproduksi jantan betina di dalam satu tubuh. Adanya ovatestis
dapat menghasilkan telur maupun sperma. Perhatikan bagian-bagian tersebut di
atas dan bandingkan keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian
tersebut.
3.
Meloidogyne, Rhabditis, dan
Pratylenchus. Temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan lubang
mulut pada ujung depan dan lubang anus pada ujung belakang bagian ventral. Pada
nematoda parasitik dapat anda temukan adanya alat pencucuk (stylet). Stylet
pada marga Tylenchida terdiri dari conus, bagian ujung ; silindris, bagian
tengah; dan knop, bagian pangkal. Stylet demikian disebut Stomatostylet. Pada
marga Dorylaimida, styletnya tidak mempunyai knop, stylet demikian disebut
Odontostylet. Perhtikan pada nematoda jantan Rhabditis, ukurannya relative
lebih kecil disbanding yang betina dan pada ujung belakang terdapat spikula.
Pada nematode betina, vulva terdapat pada bagian tengah ventral. Perhatikan
bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan ketiganya. Gambar dan beri
keterangan masing-masing bagian tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Hasli Pengamatan
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama hama : Tikus
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Genus
: Rattus
Spesies : Rattus diard
Ciri Penting : ekor biasanya
lebih pendek daripada kepala dan badan, warnanya kebiruan atau keperakan,
memiliki 12 puting susu, hidup di sawah, bersarang dalam ludang di bawah
tanah.
Kerugian yang di timbulkan :
Menyerang padi, sehingga merusak tanaman padi. Sehingga hasil padi menurun
dan merugikan petani.
|
|
Nama
Hama : Musang
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Carnivora
Famili
: Viverridae
Genus : Paradoxurus
Spesies : P. Hermaphroditus
Ciri Penting : Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor coklat gelap
sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna
keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala. Hewan betina memiliki
tiga pasang puting susu.
Kerusakan akibat serangan : Hama
untuk tanaman buah – buahan karena pada saat atau sebelum panen akan di makan
oleh hama ini.
|
|
Nama Hama :
Monyet
Filum
: Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Spesies : M. Mulatta
Ciri penting: mempunyai kaki 2 dan tangan 2, memiliki rambut dan bulu, memiliki ekor, memiliki jenis kelamin laki laki
dan perempuan, bisa memanjat pohon.
Kerusakan akibat serangannya :
Hama untuk tanaman buah – buahan karena pada saat atau sebelum panen akan di
makan oleh hama ini.
|
|
Nama Hama : Keong Mas
Filum
: Mollusca
Ordo
: Mesogastropoda
Famili
: Ampullariidae
Spesies : Pomacea canaliculata
Genus : Pomacea
Ciri Penting : Keong Mas selalu memiliki cangkang yang menyelubungi
tubuhnya, tempat hidupnya pada areal persawahan.
Kerusakan akibat serangannya :
keong mas dapat merusak tanaman padi.
Mereka melangsungkan kehidupannya dengan memakan tanaman padi.
|
|
Nama
hama : Tupai
Spesies
: Callosciurus sp
Genus : Callosciurus
Famili
: Muridae
Ordo : Rodentia
Fillum
: Chordata
Ciri penting : Bagian
ekor lebih panjang daripada kepala. Merupakan hewan pemakan buah-buahan. Memiliki
gigi (pengerat). Tubuh ditutupi oleh rambut. Berdarah panas. Hidung pendek. Putting
susu berjumlah 8-10 buah.
Kerusakan akibat serangan : hama ini menyerang tanaman kakao dan kelapa. Pada tanman kelapa menimbulkan
kerusakan berupa lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung
buah.
|
|
Nama
Hama : Bekicot
Spesies
: Achatina
fulica
Genus : Achatina
Famili
: Achatinidae
Ordo :
Pulmanata
Fillum
: Mollusca
Ciri penting : memiliki cangkang yang keras. Tubuhnya lembek dan berlendir. Memiliki 2 pasang tentacle. Mempunyai kaki yang lunak (kaki palsu). Aktif pada malam hari untuk mencari makanan. Bekicot mempunyai jenis
kelamin yang ganda yaitu satu individu dapat berperan sebagai jantan maupun
betina.
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
kami peroleh, maka dapat dilakukan
pembahasan hasil pengamatan yaitu pada Tikus, Musang, Tupai, Keong,
bekicot, dan monyet sebagai berikut .
Pada tingkatan takson tikus tergolong pada filum
chordata, kelas
mamalia, dengan ordo rodentia, tergolong pada famili Muridae, genusnya
adalah Rattus, dan spesiesnya adalah Rattus
Diard
Tikus memiliki kepala, badan dan ekor yang terlihat
jelas. Tubuhnya tertutup rambut, tetapi ekornya bersisik dan kadang-kadang
berambut. Binatang ini mempunyai sepasang daun telinga, mata, bibir kecil dan
lentur. Tikus rumah (Rattus rattus) ukurannya biasanya
15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal
dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan
saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai
hidup berkelompok. Dan adapun kerugian yang diakibatkan oleh serangan tikus,
yaitu sebagai contoh pada tanaman padi. Setelah panen biasanya padi disimpan
didalam gudang dan hal inilah yang menjadikan kesempatan tikus untuk merusak dan
memakannya.
Pada tingkatan takson
musang tergolong pada filum chordata, pada kelas mamalia,
ordonya adalah carnivora, famili Viverridae, genus paradoxurus dan tergolong pada
spesies P. Hermaphroditus.
Musang mempunyai warna
bagian sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua)
sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap,
biasanya berupa tiga atau
lima garis gelap
yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai
hitam. Dan contoh kerugian yang ditimbulkan oleh musang yaitu habisnya tanaman
pepaya, kopi dan lainnya akan tetapi musang ini biasanya menyerang tanaman yang
buahnya telah matang.
Pada tingkatan takson monyet tergolong pada filum Chordata,
kelas Mamalia, Ordo Primata, Famili Cercopithecidae,
dan Spesies
M. Mulatta.
Monyet
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, memiliki dua kaki dan dua tangan , memiliki rambut yang hampir menutupi seluruh bagian
tubuhnya kecuali telapak kaki, telapak tangan dan muka, memiliki
ekor,
memiliki dua taring yang tajam dan
mempunyai keahlian memanjat pohon.
salah satu contoh kerugian yang diakibatkan yaitu rusak atau habisnya
perkebunan pisang yang telah memasuki masa panen.
Pada tingkatan takson keong mas tergolong pada Filum
Mollusca,
Ordo Mesogastropoda, Famili Ampullariidae, Spesies Pomacea Canaliculata, Genus Pomacea.
Keong Mas memiliki
cangkang yang menyelubungi tubuhnya, tempat hidupnya pada areal persawahan.
Ukuran cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm, bentuknya seperti
kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak
cangkang agak runcing, tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah
seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Kerusakan akibat serangannya :
keong mas dapat merusak tanaman padi.
Mereka melangsungkan kehidupannya dengan memakan tanaman padi.
Pada tingkatan takson, tupai tergolong pada Fillum Chordata,
Ordo Rodentia, Famili Muridae,
Genus Callosciurus dan Spesies Callosciurus
sp.
Tupai merupakan hewan pemakan buah-buahan. Memiliki gigi (pengerat). Tubuh
ditutupi oleh rambut. Berdarah panas. Hidung pendek. Putting susu berjumlah
8-10 buah. Ciri khasnya mempunyai moncong
sangat panjang pada bagian muka yang terdapat mulut dan hidung. Adapun Kerusakan
dan kerugian akibat serangan dari hama ini yaitu menyerang tanaman kakao dan kelapa. Pada tanaman kelapa menimbulkan kerusakan
berupa lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah. Dan
secara tidak langsung dapat menurunkan nilai ekonomi dari kakau dan kelapa itu
sendiri.
Dan
yang terakhir adalah tingkatan takson
pada bekicot. Pada tingkatan takson, bekicot tergolong pada Spesies Achatina fulica, Genus Achatina, Famili Achatinidae, Ordo Pulmanata, Fillum
Mollusca.
Bekicot memiliki
cangkang
yang keras. Tubuhnya lembek dan berlendir.
Memiliki 2 pasang tentacle.
Mempunyai kaki yang lunak (kaki
palsu). Aktif pada malam hari untuk mencari makanan. Bekicot
mempunyai jenis kelamin yang ganda yaitu satu individu dapat berperan sebagai
jantan maupun betina. Ada pun kerusakan akibat serangan hama ini yaitu berupa
sobek atau berlubangnya daun dan atau patahnya batang dan bagian
tanaman yang terserang tampak berlendir.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada non-Arthopoda maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Golongan
non-Arthopoda hama bermacam-macam dan terdiri dari beberapa filum.
2. Beberapa
filum non-Arthopoda yang anggotanya diketahui sebagai hama yaitu:
Aschelminthes, Mollusca, Chordata, dan Arthopoda.
3. Gejala
yang ditimbulkan akibat serangan dari macam-macam non-Arthopoda hama berbeda-beda,
akan tetapi terkadang ada juga sedikit kesamaan.
5.2
Saran
Praktikum
akan lebaih baik ketika selalu dilakukan tepat waktu. Untuk dosen dan Co-Ass
agar lebih sabar dalam membimbing kami selama praktikum berlangsung. Dan untuk
sesama praktikan, lebih serius dalam mengikuti setiap acara praktikum yang
sedang berlangsung dan selalu menjaga ketenangan suasana praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustinus. 2005. Melawan Hama dengan Nemathoda.
Gramedia. Jakarta.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.
1994. Zoologi Dasar. Erlangga Jakarta.
Kastawi, Yusuf.2005.Zoologi Avertebrata.Malang:UM-Press.
Kertasapuetra,
A.G.1990. Hama Tanaman Pangan dan Perlindungan.Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyadi.1992. Nemathologi. Laboratorium
Nemathologi. Fakultas Pertanian UGM. Bandung.
Purnomo,
Bambang.2011.Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Bengkulu:Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
Supriatna,
Jatna dan Edy Hendras Wahyono.2000.Panduan Lapangan Primata Indonesia.Yayasan Obor
Indonesia:Jakarta.
okee
BalasHapus